10 Tren HR di 2025: Gara-Gara AI, Kerjaan HR Makin Keren!

Guys, pernah kepikiran nggak sih, gimana dunia kerja kita bakal berubah di masa depan? Nah, gara-gara Generative AI yang lagi naik daun, dunia Human Resources (HR) juga bakal kena imbasnya, lho! Tahun 2025 diprediksi bakal jadi tahun yang seru buat HR, dengan banyak perubahan yang bikin kerjaan mereka makin keren dan strategis.

Jadi, apa aja sih tren HR yang bakal booming di tahun 2025? Yuk, kita bahas satu-satu!

1. AI Agent: Asisten Pribadi yang Bikin Kerja Makin Sat Set!

Bayangin punya asisten pribadi yang bisa bantuin kamu ngerjain tugas-tugas HR. Itulah yang namanya AI Agent! Mereka ini gabungan dari Large Language Model (LLM) dan aplikasi software yang bisa kerja sendiri buat nyelesain tugas. Mulai dari jawab pertanyaan karyawan, bantuin brainstorming, sampe ngawasin kerjaan AI Agent lainnya, semua bisa dilakuin!

Contohnya, Workday udah punya Recruiter Agent yang bisa bikin deskripsi kerja, nyari kandidat, sampe ngatur jadwal interview. Keren, kan? Kita sebagai manusia tetap yang ambil keputusan akhir, tapi AI Agent ini bakal ngebantu banget buat ngerjain tugas-tugas yang makan banyak waktu.

2. Cewek-Cewek, Jangan Mau Ketinggalan Pakai Generative AI!

Ternyata, di tahun 2023, cowok-cowok lebih banyak yang pakai Generative AI daripada cewek-cewek. Bahkan, di kalangan anak muda, cowok-cowok lebih sering bereksperimen dengan AI. Kenapa ya?

Bukan karena faktor penghasilan, pendidikan, atau umur, tapi lebih ke pelatihan dan sikap terhadap privasi. Cewek-cewek cenderung lebih khawatir soal data pribadi. Nah, ini jadi PR buat kita semua, nih! Perlu ada pelatihan khusus biar semua orang, nggak peduli gender, bisa memanfaatkan Generative AI dengan maksimal.

3. Upskilling dan Reskilling: Biar Nggak Kalah Saing Sama AI!

World Economic Forum bilang, hampir setengah dari skill pekerja bakal berubah dalam lima tahun ke depan, dan 40% tugas bakal dipengaruhi sama Generative AI . Tapi tenang, banyak pekerja yang sadar dan mau belajar skill baru biar tetap relevan.

Contoh kerennya IKEA, nih! Mereka melatih 8.500 agen customer service jadi konsultan desain interior virtual. Ini terjadi setelah bot IKEA yang dilatih dalam layanan pelanggan mulai mengelola 47% pertanyaan pelanggan. IKEA melatih ulang perwakilan layanan pelanggan untuk menjadi konsultan desain interior, menghasilkan aliran pendapatan baru sebesar $1,4 miliar dari desain interior virtual. Keren, kan? Jadi, bukan cuma skill baru yang didapat, tapi juga peluang bisnis baru!

4. Semua Pekerjaan Bakal Butuh Skill Teknologi!

Di masa depan, semua pekerjaan bakal ada sentuhan teknologinya. Perawat nggak cuma ngerti soal pasien, tapi juga data analisis. Guru bisa bikin pembelajaran yang lebih personal pakai AI. Jadi, buat kamu yang lagi cari kerja, penting banget buat melek teknologi dan tahu kapan harus pakai Generative AI biar kerjaan makin produktif dan kreatif.

5. Pemimpin Juga Harus Adaptasi Sama AI!

Bukan cuma karyawan yang harus belajar, pemimpin juga harus adaptasi sama AI. Pemimpin harus sadar kalau talenta Generative AI nggak cuma dari data scientist atau software engineer . McKinsey bilang, 88% pekerja yang pakai Generative AI itu dari bidang non-teknis, lho!

Pemimpin juga harus bisa pakai AI biar nggak kalah cepet sama timnya. Kalau tim bisa ngerjain tugas 30 orang dengan bantuan AI, pemimpin harus bisa pakai AI, delegasi, dan verifikasi kerjaan AI.

6. Middle Manager: Kesempatan Buat Bikin Kerja Lebih Humanis!

Middle manager sering banget stres dan burnout. Nah, dengan adanya AI, mereka bisa fokus ke hal-hal yang lebih manusiawi. Mereka bisa jadi orkestrator dan pemikir kreatif buat ngebimbing AI. Jadi, mereka bisa lebih banyak waktu buat ngurusin tim, ngembangin kreativitas, dan pemecahan masalah yang kompleks.

7. Kerja Fleksibel Lebih Menarik Daripada Gaji Gede!

Banyak pekerja yang lebih milih kerja fleksibel daripada gaji gede, lho! Bahkan, ada yang rela gajinya dipotong demi bisa kerja dari mana aja. Ini artinya, perusahaan yang ngasih kebebasan kerja bakal lebih gampang dapet talenta.

Jadi, daripada maksain Return-to-Office (RTO), perusahaan bisa bikin kebijakan hybrid yang lebih fokus ke gimana tim bisa kerja dengan optimal.

8. Stop Stigma Buat Pekerja dengan Kondisi Fisik atau Mental Tertentu!

Sekitar 25% pekerja punya kondisi fisik atau mental yang mempengaruhi aktivitas sehari-hari mereka. Perusahaan harus lebih peka dan ngasih pelatihan buat manajer biar mereka bisa mendukung pekerja dengan berbagai kemampuan.

JPMorgan Chase, misalnya, punya Office of Disability Inclusion yang ngelatih manajer buat lebih empati dan ngasih akses ke tim akomodasi tempat kerja.

9. Pekerjaan Entry Level Harus Dirombak Jadi AI-Human Hybrid!

AI bakal ngambil alih banyak tugas entry level . Jadi, kita harus mikirin gimana caranya biar fresh graduate tetap bisa belajar dan berkembang. Salah satu strateginya adalah bikin peran AI-Human Hybrid, di mana entry level bertanggung jawab atas pengawasan AI dan ngerjain tugas-tugas profesional.

10. Generative AI Bakal Mengubah Pekerjaan HR!

HR harus terus belajar dan beradaptasi dengan Generative AI . Bakal ada pekerjaan baru di bidang HR, seperti AI Ethics Leader, AI Business Partner, atau HR GPT Designer. Intinya, HR harus bisa memanfaatkan AI buat bikin pekerjaan mereka lebih efektif dan strategis.

Penutup

Nah, itu dia 10 tren HR di tahun 2025 gara-gara Generative AI . Seru banget, kan? Intinya, AI bukan ancaman, tapi kesempatan buat bikin dunia kerja jadi lebih baik. Yuk, kita sambut masa depan dengan semangat dan terus belajar!

"Nah, buat perusahaan yang ingin menerapkan Generative AI di tempat kerja, tapi bingung harus mulai dari mana, ada solusi jitu nih, namanya Intelligent Dialog dari Matasigma . Layanan ini bisa jadi co-pilot yang handal buat karyawan dalam menghadapi era Generative AI . Intelligent Dialog ini punya banyak fitur keren, mulai dari riset dan analisis, perencanaan strategis, sampai pengembangan spesifikasi Agen AI. Dengan Intelligent Dialog , karyawan bisa berinteraksi dengan sistem AI secara intuitif, mendapatkan insight yang mendalam, dan menyarankan langkah-langkah yang tepat berdasarkan kebutuhan spesifik perusahaan. Karyawan pun bisa terbantu untuk menghasilkan konten atau materi untuk berbagai keperluan usaha, seperti materi untuk media sosial, deskripsi produk, kalimat untuk brosur pemasaran atau penjualan, materi presentasi, dan masih banyak lagi lainnya. Bayangkan, karyawan bisa lebih fokus pada tugas-tugas strategis dan kreatif, sementara tugas-tugas yang repetitif dan