Apa Itu Pemasaran E-commerce? Panduan Lengkap untuk Pemula
Pelajari apa itu pemasaran e-commerce, bagaimana cara kerjanya, serta saluran dan strategi utama yang bisa membantu toko online Anda tumbuh dan mendapatkan penjualan yang konsisten — dengan contoh dan konteks yang relevan untuk pasar Indonesia.
Di tahun 2025, brand e-commerce di Indonesia butuh sistem yang menyatukan empat pilar utama: akuisisi pelanggan, konversi, retensi, dan analitik. Pertumbuhan tidak hanya datang dari banyaknya pengunjung, tapi dari kemampuan mengubah kunjungan menjadi pembelian, membangun loyalitas pelanggan, dan menggunakan data untuk terus memperbaiki performa.
Menurut data, volume transaksi e-commerce di Indonesia diperkirakan mencapai Rp424 triliun pada 2025. Seberapa besar bagian Anda tergantung pada seberapa efektif Anda menjalankan strategi pemasaran di setiap tahap perjalanan pelanggan.
Artikel ini akan membahas empat pilar utama pemasaran e-commerce modern, lengkap dengan contoh praktis, ide yang bisa langsung diterapkan, dan alat-alat yang bisa membantu Anda mengoptimalkan toko online Anda — bahkan jika Anda baru memulai.
Apa Itu Pemasaran E-commerce?
Pemasaran e-commerce adalah strategi untuk menarik traffic, meningkatkan penjualan, dan memperbesar nilai pelanggan seumur hidup (customer lifetime value). Strategi ini menggunakan pendekatan berbayar maupun organik untuk mendukung setiap tahap perjalanan pembeli.
Rencana pemasaran e-commerce yang matang mencakup empat aspek penting:
- Akuisisi Pelanggan
Menjangkau audiens target dan menarik pengunjung baru melalui mesin pencari, iklan, dan media sosial. - Retensi
Mendorong pembelian berulang melalui komunikasi personal seperti email dan SMS. - Loyalitas
Memperkuat hubungan dengan pelanggan jangka panjang, bukan hanya transaksi satu kali. - Pengalaman Pelanggan
Memberikan pengalaman terbaik bagi pelanggan baru maupun yang sudah setia.
Banyak marketer fokus hanya pada traffic. Tapi tanpa sistem yang mampu mengonversi dan mempertahankan pelanggan, traffic saja tidak akan menghasilkan pertumbuhan yang berarti.
Tantangan Pemasaran E-commerce di Indonesia 2025
Marketer digital di Indonesia kini menghadapi persaingan yang semakin ketat, regulasi data yang terus berubah, dan perjalanan pelanggan yang semakin kompleks. Brand harus menyesuaikan strategi pemasarannya agar tetap efektif di tengah:
- Kebijakan privasi yang lebih ketat.
- Fragmentasi saluran (pelanggan berpindah-pindah antar platform).
- Konsumen yang semakin cerdas dan kritis terhadap iklan.
Tanpa strategi yang berbasis data dan menyeluruh — dari akuisisi hingga loyalitas — pertumbuhan jangka panjang akan sulit dicapai.
Empat Pilar Pemasaran E-commerce Modern
Pertumbuhan e-commerce yang berkelanjutan dibangun di atas sistem yang terus membaik dari waktu ke waktu. Keempat pilar ini saling terhubung dan membentuk "flywheel" — roda yang terus berputar, mendorong hasil yang semakin baik:
- Akuisisi
- Konversi
- Retensi
- Analisis
Mari kita bahas satu per satu.
1. Akuisisi: Menarik Pengunjung Baru
Akuisisi adalah langkah pertama: membawa calon pelanggan ke toko online Anda. Namun, biaya akuisisi (CAC) terus naik, dan data pelanggan semakin sulit dilacak. Karena itu, brand butuh targeting yang lebih cerdas dan diversifikasi saluran.
Beberapa saluran akuisisi utama di e-commerce Indonesia:
- SEO (Search Engine Optimization)
Meningkatkan visibilitas organik di Google, YouTube, dan Pinterest. Misalnya, muncul di pencarian “skincare untuk kulit berjerawat” atau “lampu tumblr estetik”. - Rekomendasi dari AI
Saat pengguna bertanya ke ChatGPT atau AI lokal, website Anda bisa muncul sebagai rekomendasi organik — asalkan kontennya mudah diakses oleh AI. - Iklan Berbayar (SEM)
Iklan berbasis kata kunci di Google Ads, misalnya saat orang mencari “beli tteokbokki instan” atau “vitamin C murah”. - Marketing Influencer & Kreator
Kolaborasi dengan kreator lokal di TikTok, Instagram, atau YouTube yang memiliki audiens setia, terutama di niche kecantikan, gaya hidup, atau K-pop. - Iklan Media Sosial
Promosi berbayar di TikTok, Instagram, dan Facebook. Meski data pelacakan semakin terbatas, iklan ini tetap efektif jika ditargetkan dengan benar.
Akuisisi hanyalah awal. Untuk menghasilkan uang, Anda harus bisa mengonversi pengunjung jadi pembeli.
2. Konversi: Ubah Kunjungan Jadi Penjualan
Konversi adalah inti dari pendapatan. Proses ini, yang dikenal sebagai Conversion Rate Optimization (CRO), fokus pada menghilangkan hambatan dan membangun kepercayaan selama perjalanan pembeli.
Rata-rata tingkat konversi e-commerce di Indonesia masih di bawah 4% — artinya, lebih dari 96% pengunjung pergi tanpa membeli. Untuk meningkatkannya, Anda perlu memperbaiki:
- Presentasi produk atau tampilan dari website
- Pengalaman di situs web perusahaan anda
- Sinyal kepercayaan (seperti ulasan, jaminan, atau konten dari pelanggan)
Salah satu cara paling efektif adalah melalui merchandising yang baol, terutama di halaman detail produk (PDP). PDP yang optimal harus:
- Menjelaskan fitur produk dengan bahasa yang jelas dan mudah dibaca.
- Menyertakan detail teknis yang membantu keputusan beli (misalnya: ukuran, bahan, cara pakai).
- Menampilkan ulasan pelanggan, jaminan uang kembali, atau konten dari pengguna (UGC).
- Menggunakan foto atau video yang menunjukkan produk dalam penggunaan nyata (contoh: lampu tumblr di kamar kos).
- Memberikan rekomendasi produk terkait (misalnya: rak dinding + wall art).
Selain itu, kecepatan loading, desain responsif untuk mobile, dan navigasi yang intuitif sangat memengaruhi konversi.
💡 Contoh Nyata: Tokopedia dan Shopee sangat ahli dalam hal ini. Dari foto berkualitas tinggi hingga ulasan ratusan pembeli, semua elemen di PDP-nya dirancang untuk membangun kepercayaan dan mendorong pembelian.
3. Retensi: Pertahankan Pelanggan yang Sudah Ada
Mempertahankan pelanggan lebih murah daripada mencari yang baru. Strategi retensi yang baik meningkatkan pembelian berulang, memperbesar nilai pelanggan (LTV), dan mengurangi ketergantungan pada diskon jangka pendek.
Beberapa taktik retensi yang efektif:
- Email & SMS Marketing
Kirim pengingat keranjang yang ditinggalkan, tips pasca-beli (misalnya: cara merawat tanaman palsu), atau penawaran khusus. - Program Loyalitas & Referral
Beri poin, diskon, atau insentif untuk pembelian berulang dan ajakan teman. Contoh: “Ajak teman, dapatkan diskon 10% untuk dua orang.” - Langganan (Subscription)
Cocok untuk produk yang habis pakai, seperti vitamin, popok bayi, minyak telon, atau bumbu instan.
💬 Contoh Nyata: Brand skincare lokal seperti Somethinc atau Avoskin tidak hanya mengirim promo. Mereka memberi edukasi tentang rutin skincare, tips harian, dan info produk baru. Hasilnya? Pelanggan merasa dihargai dan lebih sering kembali.
Tidak semua bisnis cocok untuk retensi tinggi (misalnya toko undangan pernikahan), tapi bagi sebagian besar brand e-commerce, retensi adalah kunci pertumbuhan jangka panjang.
4. Analisis: Ukur & Perbaiki Terus
Tanpa data, Anda berjalan dalam gelap. Analitik membantu Anda tahu apa yang berhasil dan apa yang perlu diperbaiki.
Beberapa metrik penting:
- AOV (Average Order Value)
Rata-rata belanja per transaksi — berguna untuk keputusan jangka pendek. - LTV (Customer Lifetime Value)
Total pendapatan dari satu pelanggan sepanjang hubungannya dengan brand — penting untuk strategi jangka panjang.
Namun, di era privasi yang ketat, data pelanggan tersebar di berbagai perangkat dan platform. Inilah tantangan attribution modeling — menentukan saluran mana yang paling berkontribusi terhadap penjualan.
Untuk mengatasi ini, banyak brand menggunakan alat seperti:
- Triple Whale
- Northbeam
- Google Analytics 4 (GA4)
Alat-alat ini membantu menyatukan data dari berbagai saluran dan memberi gambaran yang lebih akurat tentang perjalanan pelanggan.
Akuisisi Berbayar: Iklan yang Tepat Sasaran
Iklan berbayar bisa cepat membawa hasil, tapi bisa juga mahal jika tidak ditargetkan dengan baik. Berikut beberapa saluran utama:
Meta (Facebook & Instagram Ads)
Meski menghadapi tantangan privasi, iklan Meta tetap menjadi pilihan populer, terutama dengan fitur Meta Advantage+ — alat berbasis AI yang menyederhanakan pembuatan kampanye.
🔍 Tips: Gunakan tujuan "Penjualan" di Ads Manager, lalu biarkan Advantage+ mengoptimalkan kampanye Anda.
Google Shopping & Performance Max
- Google Shopping: Iklan produk yang muncul di hasil pencarian Google. Dibayar per klik (PPC).
- Performance Max: Kampanye otomatis yang menyebar iklan ke seluruh ekosistem Google (Search, YouTube, Gmail, Maps, dll).
💡 Iklan Gmail terlihat seperti email biasa, sehingga sering dianggap organik — ini bisa jadi peluang besar.
TikTok & YouTube
Platform ini sangat efektif untuk retargeting. Anda bisa membangun kesadaran lewat konten organik, lalu menargetkan ulang pengguna yang sudah melihat produk Anda.
🎯 Contoh: Buat video pendek di TikTok yang menunjukkan cara membuat tteokbokki instan, lalu retarget pengguna yang menonton hingga 75% dengan iklan diskon.
Influencer & Konten Pengguna (UGC)
Konten dari pelanggan atau influencer jauh lebih meyakinkan daripada iklan dari brand.
- UGC: Foto atau video pelanggan yang menggunakan produk Anda (misalnya: kamar mereka yang didekorasi dengan lampu tumblr).
- Influencer Marketing: Kolaborasi dengan kreator lokal yang dipercaya audiensnya.
📊 Studi menunjukkan, halaman produk dengan UGC memiliki konversi lebih tinggi hingga 160%.
Akuisisi Organik: Pertumbuhan Jangka Panjang
Akuisisi organik butuh waktu, tapi hasilnya lebih tahan lama. Beberapa strategi utama:
SEO untuk E-commerce
Optimalkan toko Anda agar muncul di hasil pencarian Google. Beberapa hal penting:
- Gunakan struktur URL yang jelas:
produk/dekorasi/lampu-tumblr-estetik
- Tambahkan structured data (kode yang membantu Google memahami produk Anda).
- Gunakan navigasi berlapis (filter warna, harga, dll).
- Pastikan halaman produk tidak terlalu dalam dari halaman utama.
Konten Organik
Buat konten yang membantu, mengedukasi, dan membangun komunitas:
- Artikel "cara dekorasi kamar kos dengan budget 100 ribu".
- Video pendek di TikTok/Reels yang menunjukkan cara membuat mie Korea.
- Panduan hadiah untuk pecinta K-pop (photocard + lightstick + snack Korea).
🌟 Contoh: Brand lokal seperti Social Bella membuat konten edukatif tentang skincare yang muncul di peringkat 1 Google, lalu mengarahkan pembaca ke toko mereka.
Rekomendasi dari AI
AI seperti ChatGPT kini sering merekomendasikan website saat menjawab pertanyaan pengguna. Untuk dimasukkan, pastikan:
- Website Anda bisa diakses oleh AI crawler.
- Data produk Anda terstruktur dengan baik.
📈 Traffic dari AI naik lebih dari 700% dalam setahun terakhir.
Optimasi Konversi (CRO): Ubah Pengunjung Jadi Pembeli
Optimalkan Halaman Produk (PDP)
PDP harus menjawab dua pertanyaan:
- Apakah produk ini cocok untuk saya?
- Apakah saya bisa percaya belanja di sini?
Gunakan:
- Foto/video berkualitas tinggi.
- Ulasan pelanggan.
- Informasi pengiriman & kebijakan retur yang jelas.
- Rekomendasi produk terkait.
Optimalkan Proses Checkout
70% keranjang belanja ditinggalkan. Alasan utama:
- Biaya tambahan (ongkir, pajak) yang tidak terduga.
- Harus membuat akun.
✅ Solusi:Sederhanakan proses checkout (minimal klik).Tampilkan estimasi ongkir sejak awal.Izinkan checkout tanpa akun.
Uji Coba Terus (A/B Testing)
Halaman Anda tidak pernah selesai. Lakukan uji coba terus-menerus untuk:
- Tombol CTA (warna, teks, posisi).
- Pop-up (waktu muncul, penawaran).
- Gambar produk (foto profesional vs UGC).
Gunakan alat seperti heatmaps dan clickmaps untuk melihat di mana pelanggan berhenti atau keluar.
Retensi & Personalisasi: Bangun Hubungan Jangka Panjang
Email & SMS
Miliki saluran komunikasi yang Anda kendalikan sendiri — bukan tergantung algoritma media sosial.
Gunakan untuk:
- Pengingat keranjang yang ditinggalkan.
- Tips pasca-beli (misalnya: cara merawat resistance band).
- Kampanye win-back (ajak pelanggan lama kembali).
Program Loyalitas & Referral
- Loyalitas: Beri poin untuk setiap pembelian, bisa ditukar dengan diskon atau produk.
- Referral: Beri insentif saat pelanggan mengajak teman.
🏆 Contoh: Brand lokal Teh Botol Sosro atau Wardah bisa meningkatkan LTV dengan program loyalitas berbasis aplikasi.
Model Langganan
Cocok untuk produk yang habis pakai. Contoh:
- Popok bayi (Molfix, Sweety).
- Vitamin atau suplemen herbal (misalnya: spirulina, kunyit asam).
- Bumbu instan atau makanan siap masak.
💬 Positioning penting: "Langganan bulanan popok bayi — dikirim otomatis, tidak perlu repot beli."
Personalisasi: Perlakukan Setiap Pelanggan Secara Unik
Gunakan data pelanggan untuk menyesuaikan pengalaman:
- Personalisasi berbasis perilaku: Rekomendasi produk berdasarkan riwayat belanja (misalnya: beli resistance band → tawarkan dumbbell lipat).
- Personalisasi berbasis lokasi: Tampilkan estimasi ongkir atau penawaran lokal.
- Personalisasi berbasis produk: Tunjukkan hanya warna atau ukuran yang tersedia.
Alat seperti Nosto, Rebuy, atau Dynamic Yield bisa membantu otomatisasi ini.
Strategi Data: Bangun Sistem yang Mandiri
Dengan data pihak ketiga (third-party) yang semakin terbatas, brand harus fokus pada data pihak pertama (first-party):
- Email pelanggan.
- Riwayat belanja.
- Data dari survei atau program loyalitas.
🔐 Semakin banyak brand yang beralih ke server-side tracking agar tidak tergantung pada cookie browser.
Penutup: Mulai dari yang Kecil, Tumbuh dengan Data
Pemasaran e-commerce bukan tentang satu iklan viral, tapi tentang sistem yang terus berkembang. Mulailah dengan:
- Perbaiki halaman produk dan checkout.
- Bangun daftar email & SMS.
- Gunakan data untuk mengukur dan mengoptimalkan.
Setiap penjualan memberi Anda data. Setiap data membantu Anda memperbaiki strategi. Dan setiap perbaikan membawa Anda lebih dekat ke pertumbuhan yang berkelanjutan.
🚀 Langkah selanjutnya:
Pelajari lebih lanjut tentang analitik e-commerce untuk memahami performa kampanye Anda secara lebih akurat.