Bank Mandiri Menjalankan Praktik Bisnis Berkelanjutan dengan ESG Framework

Bank Mandiri, bank berkode saham BMRI, memperlihatkan komitmen kuat dalam menjalankan praktik bisnis berkelanjutan dengan memperhatikan dampak Environmental, Social, and Governance (ESG).

Bank Mandiri Menjalankan Praktik Bisnis Berkelanjutan dengan ESG Framework
Photo by Lenka Dzurendova / Unsplash

Dalam upaya menjalankan praktik bisnis yang bertanggung jawab, Bank Mandiri tidak hanya berfokus pada keuntungan finansial semata, tetapi juga memperhatikan dampak Environmental, Social, and Governance (ESG). Bank berkode saham BMRI ini telah mengembangkan ESG Framework yang terdiri dari tiga pilar utama, yaitu sustainable banking, sustainable operation, dan sustainability beyond banking.

Pilar 1: Sustainable Banking

Wakil Direktur Utama Bank Mandiri, Alexandra Askandar, menegaskan bahwa Bank Mandiri terus mendukung pembiayaan berkelanjutan di Indonesia. Salah satu upaya yang dilakukan adalah mendorong nasabah untuk bertransisi menuju ekonomi rendah karbon melalui instrumen keuangan inovatif serta mendirikan ESG center for clients sebagai akselerator pencapaian target ESG mereka.

Pada semester I 2024, Bank Mandiri telah menyalurkan sustainable portofolio sebesar Rp 278 triliun, dengan pertumbuhan 14,7% secara year on year. Dari jumlah tersebut, Rp 139 triliun termasuk dalam green portfolio, menjadikan Bank Mandiri sebagai pemimpin pasar hijau di Indonesia. Sementara itu, Rp 139 triliun lainnya berasal dari social portfolio.

Pencapaian tersebut didukung oleh berbagai produk pembiayaan berkelanjutan untuk nasabah wholesale maupun ritel. Produk-produk ini meliputi sustainability linked loan, corporate in transition financing, pembiayaan kendaraan listrik, dan green mortgage. Selain itu, Bank Mandiri juga menyediakan layanan ESG advisory melalui pembentukan ESG Center untuk nasabah.

Pilar 2: Sustainable Operation

Bank Mandiri juga memiliki komitmen kuat terhadap operasi yang berkelanjutan. Sejak tahun 2019, Bank Mandiri telah menginisiasi penghitungan emisi karbon. Hingga Juni 2024, total emisi operasional turun menjadi 117.566 tCO2e, sebuah tren positif dibandingkan perhitungan baseline sebesar 358.753 tCO2e pada tahun 2019.

Dalam rangka mengurangi jejak karbon, Bank Mandiri mendorong budaya keberlanjutan atau green business mindset kepada seluruh karyawan, yang disebut sebagai Mandirian. Upaya ini mencakup transisi penggunaan kendaraan operasional menjadi kendaraan listrik serta instalasi panel surya di gedung kantor operasional secara bertahap. Selain itu, Bank Mandiri juga memiliki gedung yang tersertifikasi sebagai green building.

Pilar 3: Sustainability Beyond Banking

Lebih jauh lagi, Bank Mandiri berfokus pada pemberdayaan masyarakat yang sejalan dengan sustainable development goals (SDGs) melalui program corporate social responsibility (CSR) dan inklusi keuangan. Melalui inisiatif ini, Bank Mandiri berharap dapat memberikan kontribusi positif terhadap masyarakat dan lingkungan sekitar.

Mengapa Pembiayaan untuk Perusahaan yang Menerapkan ESG Menjadi Pilihan di Masa Mendatang?

Bank-bank, termasuk Bank Mandiri, cenderung lebih menyukai pembiayaan kepada perusahaan yang menerapkan ESG di masa mendatang, dan ini bukanlah tanpa alasan. Berikut beberapa alasan utamanya:

  1. Mengurangi Risiko Keuangan: Perusahaan yang mengadopsi praktik ESG cenderung lebih bertanggung jawab dan transparan, yang pada akhirnya dapat mengurangi risiko-risiko keuangan seperti skandal, litigasi, atau kerugian reputasi.
  2. Akses ke Pasar Modal: Perusahaan yang memiliki rating ESG baik sering kali mendapatkan akses ke modal yang lebih besar dengan biaya yang lebih rendah, karena investor semakin mempertimbangkan faktor ESG dalam keputusan investasi mereka.
  3. Keberlanjutan Jangka Panjang: Perusahaan yang menerapkan ESG memiliki strategi bisnis yang berfokus pada keberlanjutan jangka panjang, sehingga lebih tahan terhadap perubahan regulasi dan kondisi pasar yang semakin peduli terhadap isu-isu lingkungan dan sosial.
  4. Preferensi Konsumen: Konsumen saat ini semakin peduli terhadap dampak lingkungan dan sosial dari produk dan layanan yang mereka gunakan. Perusahaan yang proaktif dalam menerapkan ESG cenderung lebih disukai oleh konsumen, yang dapat meningkatkan loyalitas dan penjualan.
  5. Dukungan Regulasi: Pemerintah di berbagai negara, termasuk Indonesia, semakin mendorong praktik ESG melalui berbagai regulasi dan insentif. Dengan mendukung perusahaan yang menerapkan ESG, bank dapat mengurangi risiko kepatuhan dan memanfaatkan insentif tersebut.
  6. Reputasi dan Keberlanjutan Bank: Dengan mendanai proyek yang ramah lingkungan dan berkelanjutan, bank dapat meningkatkan reputasinya sebagai lembaga keuangan yang bertanggung jawab. Ini tidak hanya baik untuk citra perusahaan tapi juga menarik nasabah dan investor yang memiliki nilai serupa.

Tantangan dan Harapan

Seperti halnya inisiatif berkelanjutan lainnya, Bank Mandiri menghadapi sejumlah tantangan dalam mewujudkan target-target ESG mereka. Salah satu tantangan utama adalah keterbatasan pilihan project green di pasar keuangan yang tergolong masih mahal jika dibandingkan dengan benefit jangka pendek dan regulasi yang terus berkembang.

Namun, dengan semangat dan komitmen besar, Bank Mandiri terus berupaya untuk mengatasi tantangan ini dan berkontribusi pada pembiayaan berkelanjutan di Indonesia. Dengan strategi dan inisiatif yang mereka jalankan, Bank Mandiri berharap dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi lingkungan, masyarakat, dan tata kelola yang lebih baik di masa mendatang.