Bedanya Faktur Pajak Gabungan dan Faktur Pajak Digunggung: Biar Ga Bingung Lagi!

Hai sob, pernah denger istilah Faktur Pajak Gabungan dan Faktur Pajak Digunggung? 🤔 Bingung bedanya? Tenang, kita jelasin nih biar kamu ngerti!

Jadi gini, singkatnya, Faktur Pajak Gabungan itu kayak daftar belanja yang isinya semua barang atau jasa yang kamu beli dari satu toko selama satu bulan. 😄 Misalnya, selama Januari kamu beli beberapa item di toko A, semua item itu dijadiin satu faktur pajak aja, jadi cuman satu kertas! Dasar hukumnya adalah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2022 , khususnya Pasal 4 ayat (1).

Nah, kalo Faktur Pajak Digunggung itu kayak bon yang kamu dapet pas beli di warung kecil. 🎫 Jadi sebenernya, ini faktur pajak yang khusus buat pedagang eceran , yang jualannya ke konsumen akhir . Meskipun kamu beli di warung kecil, kamu tetep dapet bukti transaksi yang berisi total belanjaan kamu, pajak, dan tanggal pembelian. Dasarnya adalah Peraturan Direktur Jenderal Pajak Nomor PER-03/PJ/2022 , khususnya Pasal 26.

Nah, apaan aja bedanya Faktur Pajak Gabungan dan Faktur Pajak Digunggung?

Faktur Pajak Gabungan:

• Buat satu lawan transaksi dalam satu bulan.
• Harus dicantumkan semua data pembeli, termasuk nama, alamat, dan NPWP.
• Bisa dibilang "formal" karena data yang dicantumkan lengkap.

Faktur Pajak Digunggung:

• Buat konsumen akhir, biasanya di toko kecil.
• Gak perlu cantumin data pembeli.
• Bentuknya bisa bon, kuitansi, atau sejenisnya, jadi lebih "informal".

Perlu dipahami juga, kalau PPN yang ada di Faktur Pajak Digunggung itu gak bisa dikreditkan, jadi harus kamu bayar langsung, sob.

Jadi, intinya, Faktur Pajak Gabungan itu lebih formal dan buat jual-beli besar, sementara Faktur Pajak Digunggung lebih santai dan buat jual-beli kecil-kecilan di toko kecil. 😁

Semoga penjelasannya membantu, sob! 🙏