Memilih Metode Penyusutan yang Tepat: Implikasi untuk Laporan Keuangan dan Pajak

Pilihan metode penyusutan aset berdampak besar pada laporan keuangan dan pajak. Perusahaan harus memahami perbedaan metode komersial dan fiskal untuk pengambilan keputusan optimal.

Memilih Metode Penyusutan yang Tepat: Implikasi untuk Laporan Keuangan dan Pajak
Photo by Ammar Andiko / Unsplash

Membuat keputusan tentang metode penyusutan aset adalah pilihan krusial bagi setiap perusahaan. Setiap metode memiliki implikasi yang berbeda terhadap laporan keuangan dan perhitungan pajak, sehingga pemahaman yang mendalam sangat penting.

Kerangka Regulasi:

Di Indonesia, penyusutan aset diatur melalui dua instrumen utama:

  • Akuntansi: Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No. 216.
  • Pajak: Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan (UU PPh), dengan ketentuan teknis lebih lanjut dalam Peraturan Menteri Keuangan (PMK).

Perlu diingat bahwa tidak semua metode yang diterima dalam akuntansi dapat digunakan untuk tujuan perpajakan.

Membedah dua Metode Utama:

1. Metode Penyusutan Komersial:

Metode ini, yang diterapkan dalam laporan keuangan, menawarkan fleksibilitas dengan beragam pilihan, memungkinkan perusahaan untuk memilih metode yang paling sesuai dengan profil asetnya. Pengelompokannya meliputi:

  • Berdasarkan Waktu:
    • Garis Lurus (Straight Line ).
    • Pembebanan Menurun:
      • Jumlah Angka Tahun (Sum of the Years' Digits ).
      • Saldo Menurun/Saldo Menurun Ganda (Declining Balance / Double Declining Balance ).
  • Berdasarkan Penggunaan:
    • Jam Jasa (Service Hours ).
    • Jumlah Unit Produksi (Productive Output ).
  • Berdasarkan Kriteria Lain:
    • Berdasarkan Jenis dan Kelompok (Group and Composite ).
    • Anuitas (Annuity ).
    • Sistem Persediaan (Inventory Systems ).

Perusahaan wajib mengungkap metode yang dipilih dalam laporan keuangan dan menerapkannya secara konsisten dengan evaluasi berkala.

2. Metode Penyusutan Fiskal:

Dalam konteks perpajakan, metode penyusutan dibatasi oleh UU PPh.

  • Metode yang Diperbolehkan:
    • Garis Lurus (Straight Line ).
    • Saldo Menurun (Declining Balance ).
  • Pemilihan Metode:

Bangunan hanya boleh menggunakan metode garis lurus, sementara aset tetap bukan bangunan dapat memilih salah satu dari kedua metode, dengan penerapan yang transparan dan taat asas.

Penting untuk dicatat bahwa memilih metode penyusutan yang tepat akan berpengaruh signifikan pada pengakuan laba, beban, dan akhirnya, kewajiban pajak perusahaan.

Konsultasikan dengan profesional akuntansi dan pajak untuk memastikan Anda memilih metode yang optimal bagi bisnis Anda.