Mengapa "Why" adalah Kunci Sukses bagi Perusahaan Jasa B2B?

Mengapa perusahaan jasa B2B harus lebih dari sekadar mencari klien? Temukan jawabannya dalam pendekatan "why" yang kami terapkan di Matasigma untuk membangun hubungan bermakna dan berkelanjutan.

Dalam dunia bisnis, khususnya di sektor jasa yang beroperasi dalam model B2B (Business to Business), sering kali perusahaan hanya fokus pada pencarian klien baru tanpa memahami nilai inti dari bisnis mereka. Hal ini dapat menyebabkan ketidaksesuaian antara harapan klien dan layanan yang diberikan, sehingga menimbulkan masalah seperti kehilangan pelanggan atau bahkan kerugian finansial. Oleh karena itu, penting bagi setiap perusahaan jasa B2B untuk mendefinisikan dengan jelas "why" atau alasan utama mengapa mereka ada dan apa yang ingin dicapai.

Mengapa "Why" Penting dalam Dunia Jasa B2B?

Ketika Anda bertanya kepada seseorang tentang karier dan pekerjaannya, biasanya mereka dapat menjelaskan dengan mudah apa yang mereka lakukan dan bagaimana cara melakukannya. Namun, jika ditanyakan mengapa mereka melakukan pekerjaan tersebut, banyak orang yang kesulitan memberikan jawaban yang tegas. Mengetahui "why" atau tujuan utama dari sebuah bisnis harus menjadi fondasi yang kokoh dan terdefinisi dengan baik, karena hal ini memberikan arah yang kuat serta makna yang lebih dalam.

1. Mendapatkan Klien yang Tepat

Salah satu dampak besar dari memiliki "why" yang jelas adalah kemampuan untuk menarik klien yang benar-benar sesuai dengan nilai-nilai perusahaan. Banyak bisnis merasa bahwa mereka harus menerima semua klien yang datang, tanpa mempertimbangkan apakah klien tersebut benar-benar cocok dengan visi dan misi perusahaan. Dengan menjaga "why" sebagai panduan utama, Anda akan secara alami menarik klien-klien yang sejalan dengan nilai-nilai perusahaan, sambil menjauhkan mereka yang tidak cocok.

Sebagai contoh, bayangkan sebuah perusahaan konsultasi digital marketing yang fokus membantu UKM (Usaha Kecil Menengah) meningkatkan penjualan melalui strategi pemasaran online. Jika "why" dari perusahaan ini adalah membantu UKM berkembang agar dapat bersaing di pasar global, maka mereka akan lebih tertarik bekerja sama dengan klien-klien yang memiliki visi serupa. Klien yang hanya mencari solusi murah tanpa memahami pentingnya investasi dalam pemasaran mungkin bukan pasangan yang ideal.

2. Menghindari Ketidaksesuaian

Tanpa "why" yang terdefinisi dengan baik, ada risiko besar terjadinya komunikasi yang buruk atau permintaan tambahan dari klien yang keluar dari batas lingkup pekerjaan yang telah disepakati. Ketidaksesuaian ini bisa menyebabkan frustrasi di kedua belah pihak dan memperlambat proses pekerjaan. Dengan memiliki "why," Anda dapat menetapkan batasan dan ekspektasi sejak awal, sehingga hubungan dengan klien menjadi lebih produktif dan bermakna.

Sebagai ilustrasi, mari kita lihat kasus sebuah agensi desain grafis yang bekerja dengan perusahaan startup teknologi. Startup ini awalnya memesan desain logo sederhana, tetapi selama prosesnya, mereka mulai meminta tambahan seperti desain website, materi promosi, dan lain-lain tanpa adanya diskusi yang jelas mengenai biaya atau waktu tambahan. Jika agensi tersebut memiliki "why" yang kuat — misalnya, memberikan solusi desain yang efisien dan bernilai tinggi bagi startup inovatif — mereka dapat dengan mudah menegosiasikan batasan proyek dan memastikan bahwa klien memahami skop pekerjaan.

3. Penguatan Posisi Pasar dan Merk

Untuk membangun merek yang kuat dan menempatkan diri sebagai pemimpin di pasar, perusahaan jasa B2B harus menonjolkan nilai-nilai unik mereka dibandingkan pesaing. "Why" yang jelas dapat membuat bisnis lebih mudah diingat oleh calon klien, terutama jika mereka menunjukkan komitmen terhadap tujuan yang lebih besar daripada sekadar mencari keuntungan. Misalnya, sebuah firma hukum yang berfokus pada isu-isu sosial atau lingkungan dapat menarik klien yang peduli dengan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR).

Contoh nyata adalah perusahaan konsultan energi hijau yang bertujuan membantu perusahaan besar mengurangi jejak karbon mereka. Dengan "why" yang berpusat pada perlindungan lingkungan, mereka tidak hanya menawarkan layanan profesional, tetapi juga menginspirasi klien untuk turut berkontribusi pada masa depan yang lebih lestari.

4. Membangun Tim yang Solid

Selain hubungan dengan klien, "why" juga berperan penting dalam membangun tim yang solid dan berdedikasi. Jika Anda hanya mempekerjakan karyawan berdasarkan keterampilan dan pengalaman, Anda mungkin mendapatkan tenaga kerja yang efisien, tetapi kurang memiliki semangat dan loyalitas. Sebaliknya, jika Anda mempekerjakan orang-orang yang percaya pada "why" perusahaan Anda, mereka akan lebih termotivasi dan berkomitmen untuk mencapai tujuan bersama.

Sebagai contoh, sebuah studio animasi yang memiliki "why" untuk menceritakan kisah inspiratif melalui media visual akan menarik animator-animator yang tidak hanya berbakat, tetapi juga bersemangat untuk menciptakan karya yang berdampak positif. Tim seperti ini cenderung lebih inovatif dan mampu menghasilkan hasil yang luar biasa.


Bagaimana Matasigma Menerapkan Filosofi "Why" dalam Praktiknya

Sebagai contoh nyata dari implementasi filosofi "why" dalam dunia jasa B2B, kami di Matasigma juga mengambil pendekatan serupa. Kami memahami bahwa tidak semua klien cocok untuk bekerja sama dengan kami, meskipun mereka mungkin memiliki potensi bisnis yang besar. Faktanya, hampir 30% dari permintaan kerja sama yang masuk ditolak, bukan karena kami tidak membutuhkan klien, tetapi karena kami sangat memperhatikan keselarasan nilai-nilai dan tujuan bisnis.

Mengapa Kami Menolak Klien?

Pertama-tama, penting bagi kami untuk menjaga integritas dan reputasi perusahaan. Dalam industri jasa seperti kami, terutama di bidang keuangan dan teknologi informasi, risiko kejahatan finansial atau praktik bisnis yang tidak etis dapat merusak citra perusahaan secara signifikan. Oleh karena itu, kami melakukan proses seleksi yang ketat sebelum memutuskan untuk bekerja sama dengan suatu klien.

Ketika sebuah klien datang dengan proposal atau ide proyek, kami tidak hanya melihat aspek finansial atau ukuran bisnis mereka. Kami juga mengevaluasi apakah klien tersebut memiliki nilai-nilai yang sejalan dengan misi kami, yaitu:

  1. Transparansi: Apakah klien bersedia beroperasi secara transparan dan membuka data yang relevan untuk kami?
  2. Etika Bisnis: Apakah praktik bisnis klien sesuai dengan standar etika internasional?
  3. Keberlanjutan: Apakah klien memiliki visi untuk berkembang secara berkelanjutan tanpa merugikan pihak lain?

Jika salah satu dari kriteria ini tidak terpenuhi, kami akan dengan tegas menolak kerja sama, meskipun proyek tersebut menjanjikan keuntungan besar. Ini bukan sekadar soal memilih klien yang "mudah diajak kerja sama", tetapi lebih kepada menjaga prinsip-prinsip inti yang menjadi fondasi bisnis kami.

Contoh Kasus: Penolakan Klien Berbasis Risiko Keuangan

Sebagai contoh konkret, beberapa waktu lalu kami menerima permintaan dari sebuah perusahaan investasi yang ingin menggunakan layanan kami untuk mengelola sistem pembayaran mereka. Permintaan ini tampak menjanjikan, dengan proyeksi keuntungan yang besar. Namun, selama proses evaluasi awal, kami menemukan beberapa indikasi yang menunjukkan adanya potensi praktik keuangan yang tidak etis, seperti mencurigai adanya skema ponzi atau penggelapan dana investor.

Meskipun kami sadar bahwa menolak proyek ini berarti kehilangan peluang besar, kami tetap memutuskan untuk tidak melanjutkan kerja sama. Alasannya sederhana: kami percaya bahwa menjaga integritas dan reputasi jauh lebih penting daripada mendapatkan keuntungan jangka pendek. Dengan menolak klien ini, kami tidak hanya melindungi diri kami sendiri dari risiko hukum dan finansial, tetapi juga memastikan bahwa layanan kami hanya digunakan untuk tujuan yang benar-benar bermanfaat dan etis.

Manfaat dari Pendekatan Ini

Pendekatan selektif ini memberikan beberapa manfaat signifikan bagi Matasigma:

  1. Hubungan Jangka Panjang: Karena kami hanya bekerja dengan klien yang sejalan dengan nilai-nilai kami, hubungan dengan klien cenderung lebih kuat dan berlangsung lebih lama. Klien yang memahami dan menghargai nilai-nilai kami lebih mudah diajak bekerja sama dalam jangka panjang.
  2. Menghindari Masalah Hukum dan Finansial: Dengan menolak klien yang berpotensi membawa risiko, kami dapat menghindari masalah hukum atau finansial yang dapat merusak reputasi perusahaan.
  3. Meningkatkan Citra Perusahaan: Pendekatan ini juga membantu meningkatkan citra Matasigma sebagai perusahaan yang bertanggung jawab dan berintegritas tinggi. Klien yang memahami alasan penolakan kami justru lebih menghormati dan menghargai komitmen kami terhadap nilai-nilai yang kami anut.

Kesimpulan dan Tindak Lanjut

Dalam dunia bisnis modern, terutama di sektor jasa B2B, penting bagi setiap perusahaan untuk mendefinisikan dengan jelas "why" mereka. Ini bukan hanya tentang mencari klien, tetapi juga tentang menciptakan hubungan yang bermakna, membangun merek yang kuat, dan memotivasi tim untuk bergerak menuju visi bersama.

Di Matasigma, kami telah membuktikan bahwa pendekatan ini berhasil. Meskipun kami menolak hampir 30% dari permintaan kerja sama, kami percaya bahwa ini adalah langkah yang tepat untuk menjaga integritas dan reputasi perusahaan. Dengan fokus pada klien yang sejalan dengan nilai-nilai kami, kami dapat memberikan layanan yang lebih baik dan membangun hubungan jangka panjang yang saling menguntungkan.

Untuk memulai perjalanan ini di perusahaan Anda, ikuti langkah-langkah berikut:

  1. Refleksi Internal: Pertanyakan kepada diri sendiri dan tim: Mengapa perusahaan ini ada? Apa nilai-nilai yang ingin kita wujudkan?
  2. Komunikasikan Nilai Anda: Pastikan "why" Anda dipahami oleh semua pihak, baik klien maupun karyawan.
  3. Tetapkan Batasan: Gunakan "why" sebagai panduan untuk menentukan klien dan proyek mana yang sesuai dengan nilai-nilai Anda.
  4. Evaluasi Secara Berkala: Terus tinjau dan perbaiki "why" Anda seiring dengan perkembangan bisnis.

Dengan pendekatan ini, perusahaan Anda tidak hanya akan bertahan, tetapi juga berkembang menjadi mitra yang dihormati dalam industri jasa B2B. Ingatlah, "why" Anda adalah inti dari segala upaya yang dilakukan, dan semakin kuat Anda memahaminya, semakin besar peluang untuk meraih kesuksesan yang berkelanjutan.

Matasigma: Where Integrity Meets Innovation