Panduan Lengkap Penanaman Modal dan LKPM untuk UMKM

Pelajari panduan lengkap penanaman modal & LKPM khusus UMKM. Sederhana & praktis!

Panduan Lengkap Penanaman Modal dan LKPM untuk UMKM
Photo by Andrew Neel / Unsplash

Pertama, kita bahas dulu soal modal usaha, ya. Jadi, modal usaha itu apa sih? Sederhananya, modal usaha itu kayak kegiatan naruh duit, baik dari orang lokal maupun orang luar negeri, buat bikin bisnis di Indonesia. Ini sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007, Pasal 1 angka 1.

Nah, orang atau perusahaan yang naruh modal ini disebut "penanam modal." Ada beberapa hal yang wajib mereka lakuin, nih:

  1. Ngelola perusahaan dengan bener dan transparan.
  2. Ikut peduli sama lingkungan sekitar (CSR).
  3. Bikin laporan soal kegiatan modal usaha dan ngasih tau ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
  4. Ngertiin budaya masyarakat di sekitar tempat usaha.
  5. Nurutin semua aturan yang berlaku.

Wajib Lapor LKPM: Kayak Apa Sih?

Biar kewajiban lapor kegiatan modal usaha di Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15 huruf c itu jelas, ada aturan lanjutannya di Peraturan BKPM Nomor 5 Tahun 2021. Aturan ini ngatur soal LKPM alias Laporan Kegiatan Penanam Modal.

LKPM itu kayak laporan perkembangan usaha, mulai dari udah berapa duit yang dipake, sampai masalah-masalah yang dihadapi. Laporan ini wajib dibikin dan dikasih ke BKPM secara rutin.

Semua pelaku usaha, di bidang apapun dan dimanapun, wajib ngelaporin LKPM. Sekarang, lapornya gampang banget, tinggal online aja lewat sistem OSS. Ingat ya, pas lapor LKPM, datanya harus sesuai sama data izin usaha yang ada di OSS.

Kapan Harus Lapor LKPM?

Buat usaha kecil, lapornya 6 bulan sekali. Buat usaha menengah dan besar, 3 bulan sekali (tiap triwulan).

Pengecualian Lapor LKPM: Siapa Aja?

Tapi, ada juga yang nggak wajib lapor LKPM, nih:

  1. Usaha mikro.
  2. Usaha minyak dan gas, bank, lembaga keuangan non-bank, dan asuransi.

Usaha Mikro, Kecil, Menengah: Bedanya Apa?

Buat nentuin usaha kamu termasuk yang mana, bisa diliat dari modal atau omzet tahunannya. Ini sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 2021:

  • Modal:
    • Usaha mikro: Modalnya maksimal Rp1 miliar (nggak termasuk tanah dan bangunan).
    • Usaha kecil: Modalnya di atas Rp1 miliar sampai Rp5 miliar (nggak termasuk tanah dan bangunan).
    • Usaha menengah: Modalnya di atas Rp5 miliar sampai Rp10 miliar (nggak termasuk tanah dan bangunan).
  • Omzet:
    • Usaha mikro: Omzetnya maksimal Rp2 miliar setahun.
    • Usaha kecil: Omzetnya di atas Rp2 miliar sampai Rp15 miliar setahun.
    • Usaha menengah: Omzetnya di atas Rp15 miliar sampai Rp50 miliar setahun.

Nah, kalo modal perusahaan kamu di bawah Rp100 juta, berarti termasuk usaha mikro dan nggak wajib lapor LKPM.

Nggak Lapor LKPM? Ada Sanksinya!

Ingat ya, semua pelaku usaha pada dasarnya wajib lapor LKPM. Kalo nggak lapor, bisa kena sanksi, nih:

  1. Peringatan tertulis.
  2. Usahanya dihentikan sementara.
  3. Izin usahanya dicabut.
  4. Izin-izin lain yang penting buat usaha juga bisa dicabut.

Sanksinya bisa macem-macem tergantung pelanggarannya ringan, sedang, atau berat. Biasanya sanksinya dikasih bertahap, mulai dari peringatan dulu.

Kapan Dikasih Sanksi Ringan?

Sanksi ringan dikasih kalo:

  1. Nggak ngelaporin LKPM sama sekali.
  2. Nggak ngelaporin LKPM selama 2 periode berturut-turut.
  3. Pertama kali lapor LKPM, tapi 4 periode berikutnya nilainya kosong terus.

Sanksinya berupa peringatan tertulis 3 kali berturut-turut. Jangka waktunya beda-beda:

  1. Peringatan pertama: 30 hari sejak surat dikirim.
  2. Peringatan kedua: 15 hari sejak surat dikirim.
  3. Peringatan ketiga: 10 hari sejak surat dikirim.

Kapan Dikasih Sanksi Sedang?

Kalo udah dapet sanksi ringan tapi nggak diperbaiki juga, bisa kena sanksi sedang, nih:

  1. Peringatan tertulis terakhir.
  2. Usahanya dihentiin sementara.

Kapan Dikasih Sanksi Berat?

Kalo udah dapet sanksi sedang tapi tetep nggak diperbaiki, siap-siap kena sanksi berat: izin usaha dicabut!

Izin Usaha Dicabut Kalo:

  1. Nggak nanggepin peringatan tertulis terakhir dalam 30 hari.
  2. Nggak nanggepin sanksi usaha dihentiin sementara dalam 30 hari.
  3. Hasil pemeriksaan lapangan nunjukin ada pelanggaran berat.
  4. Ada keputusan pengadilan yang udah kuat.

Izin yang Dicabut:

  1. Nomor Induk Berusaha (NIB).
  2. Sertifikat standar.
  3. Izin-izin lainnya.

Cara Lapor LKPM Lewat OSS: Gampang Banget!

Nih, aku kasih tau cara lapor LKPM lewat OSS berdasarkan panduan dari Kementerian Investasi/BKPM:

  1. Buka website oss.go.id, terus klik "masuk".
  2. Masukin username dan password kamu.
  3. Pilih menu "pelaporan", terus "laporan LKPM", lalu klik "pelaporan".
  4. Klik "buat laporan".
  5. Pilih data usaha yang mau dilaporin, terus klik "selanjutnya".
  6. Cek datanya, terus klik link yang ada.
  7. Isi data realisasi modal usaha dan tenaga kerja.
  8. Kalo udah periode semester 2, isi juga data produksi dan pemasaran.
  9. Isi data masalah yang dihadapi dan data pimpinan yang bertanggung jawab.
  10. Setujuin pernyataan dan disclaimer, terus klik "kirim laporan".
  11. Kalo udah berhasil, bakal muncul "pemberitahuan laporan diterima".
  12. LKPM kamu bakal diverifikasi sama kementerian/lembaga terkait.

Gimana? Udah lebih jelas kan tentang penanaman modal dan LKPM? Kalo masih bingung atau mau tau lebih lanjut, jangan ragu buat gabung ke SMART UMKM ID . Di sana, kamu bisa dapetin bantuan dan konsultasi langsung dari para ahli hukum yang udah tergabung di platform SMART UMKM .

Semoga membantu dan sukses selalu buat usaha kamu!