Panduan Praktis 7 Teknik Forecasting yang Efektif untuk Perusahaan
Prakiraan keuangan yang akurat menjadi kunci dalam manajemen keuangan perusahaan. Simak 7 metode forecasting efektif dan bagaimana AI bisa membantu meningkatkan akurasi serta efisiensi proses pembukuan dan perencanaan keuangan modern.
Dalam dunia korporat, kemampuan memperkirakan arus kas, pendapatan, dan pengeluaran di masa depan merupakan pondasi utama dari pengambilan keputusan strategis. Namun, banyak profesional masih terjebak pada metode yang kurang memberikan hasil akurat atau kurang dipercaya oleh pimpinan perusahaan. Berdasarkan pengalaman Matasigma melatih lebih dari 1.000 profesional di berbagai perusahaan baik kecil, menengah maupun besar, terdapat tujuh teknik forecasting yang telah terbukti secara signifikan meningkatkan akurasi dan relevansi proyeksi keuangan .
Artikel ini menguraikan ketujuh metode tersebut secara sistematis yang dimulai dari pendekatan sederhana hingga model berbasis data canggih serta menjelaskan bagaimana kecerdasan buatan (AI) dapat diterapkan untuk menyempurnakan setiap tahapannya. Dengan memahami dan menerapkan kombinasi metode yang tepat, organisasi dapat membangun sistem perencanaan keuangan yang lebih dinamis, kolaboratif, dan responsif terhadap perubahan pasar.
Poin Utama Artikel
- Percentage Adjustments cocok untuk anggaran operasional rutin, tetapi rentan terhadap bias insentif.
- Driver-Based Forecasting adalah metode paling mumpuni karena menghubungkan faktor operasional langsung dengan hasil keuangan.
- Expert Judgment berguna saat data historis terbatas, namun harus dikombinasikan dengan validasi objektif.
- Zero-Based Budgeting membantu identifikasi penghematan biaya, meskipun membutuhkan waktu dan koordinasi lintas fungsi.
- Time Series Analysis memadukan data historis dengan penilaian subjektif untuk proyeksi jangka pendek.
- Statistical Methods seperti regresi dan smoothing sangat akurat jika lingkungan bisnis stabil.
- Machine Learning menawarkan presisi tinggi untuk data besar, meski bersifat "black box" dan memerlukan keahlian teknis .
1. Percentage Adjustments
Metode ini mengubah angka historis dengan faktor pertumbuhan atau penurunan persentase tetap.
Kelebihan:
- Sangat mudah diterapkan dan dipahami oleh semua tingkatan organisasi.
- Cepat dihitung dan cocok untuk pos-pos non-strategis.
- Dapat mempertimbangkan inflasi dan musiman jika didasarkan pada data aktual bulanan atau mingguan .
Kekurangan:
- Tidak mendorong analisis mendalam terhadap penyebab perubahan.
- Berisiko memperkuat biaya tidak produktif karena hanya menyesuaikan angka lama.
- Menciptakan insentif buruk—misalnya, tim menghabiskan seluruh anggaran agar tahun depan tetap mendapat alokasi besar .
Kapan digunakan?
Untuk pos anggaran rutin dan tidak strategis seperti perlengkapan kantor, listrik, atau langganan software internal .
Rumus:

Contoh perhitungan:
Biaya langganan cloud 2024: Rp85 juta
Asumsi inflasi teknologi: 4%

2. Driver-Based Forecasting
Metode ini menghubungkan variabel operasional (business drivers) secara matematis dengan hasil keuangan.
Kelebihan:
- Memaksa pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang benar-benar menggerakkan bisnis.
- Mendukung perencanaan skenario (worst/base/best case) dan kolaborasi lintas fungsi.
- Dapat diperbarui berkala sehingga tetap relevan sepanjang tahun .
Kekurangan:
- Membutuhkan waktu dan koordinasi tinggi untuk membangun pemahaman bersama.
- Rentan terhadap akumulasi kesalahan jika terlalu banyak driver dimasukkan.
- Sulit diterapkan bagi pemula atau orang baru di organisasi .
Kapan digunakan?
Untuk proyeksi pendapatan, arus kas operasional, atau anggaran pemasaran yang memiliki hubungan langsung dengan aktivitas operasional .
Rumus umum:

Contoh perhitungan:
Perusahaan SaaS ingin memproyeksikan pendapatan dari program referral.
- Jumlah pelanggan aktif: 5.000
- Rata-rata referral per pelanggan: 0,3
- Konversi referral menjadi pelanggan berbayar: 15%
- Rata-rata nilai pelanggan berbayar: Rp200.000

3. Expert Judgment
Metode ini mengandalkan penilaian subjek pakar berdasarkan pengalaman dan konteks bisnis.
Kelebihan:
- Efektif saat data historis terbatas atau pasar berubah cepat.
- Menangkap nuansa kualitatif yang tidak terlihat di angka.
- Fleksibel dan dapat dikombinasikan dengan metode lain .
Kekurangan:
- Rentan terhadap bias kognitif, emosi, dan groupthink.
- Subjektif dan sulit diverifikasi tanpa dokumentasi metodologi.
- Hasil bisa bertentangan antar-ahli tanpa mekanisme resolusi objektif .
Kapan digunakan?
Saat menilai kemungkinan penutupan deal besar, dampak regulasi baru, atau peluncuran produk inovatif .
Rumus (Weighted Average):

Contoh perhitungan:
Tiga manajer memberi estimasi penjualan Q3:
- Sales Manager: Rp4,2 miliar (bobot 4)
- Product Manager: Rp3,8 miliar (bobot 3)
- Finance Manager: Rp3,6 miliar (bobot 2)

4. Zero-Based Budgeting
Setiap pos anggaran dievaluasi dari nol, dengan justifikasi ROI sebagai dasar keputusan.
Kelebihan:
- Mengidentifikasi pemborosan dan biaya tidak produktif.
- Menghindari status quo bias dan membantu fokus pada 20% pengeluaran yang menghasilkan 80% nilai.
- Mendorong pertanyaan strategis tentang prioritas bisnis .
Kekurangan:
- Sangat intensif waktu dan membutuhkan partisipasi lintas fungsi.
- Berisiko mengabaikan investasi jangka panjang karena ROI-nya tidak langsung terukur.
- Sulit diterapkan secara menyeluruh di organisasi besar tanpa sistem pelaporan yang kuat .
Kapan digunakan?
Saat ada tekanan untuk efisiensi biaya atau saat ingin mengevaluasi kembali vendor, layanan eksternal, atau program pemasaran yang sudah berjalan lama .
Rumus ROI:

Contoh perhitungan:
Langganan software CRM:
- Biaya tahunan: Rp144 juta
- Estimasi peningkatan revenue dari peningkatan konversi: Rp720 juta

→ Anggaran dipertahankan dan bahkan dapat ditingkatkan.
5. Time Series Analysis
Metode ini menganalisis data historis untuk mengidentifikasi tren, pola musiman, dan anomali.
Kelebihan:
- Memadukan data objektif dengan penilaian manusia.
- Semakin sering diterapkan, prosesnya semakin cepat karena hanya perlu fokus pada data terbaru.
- Cocok untuk proyeksi jangka pendek hingga menengah .
Kekurangan:
- Tidak efektif untuk bisnis baru atau situasi tanpa data historis memadai.
- Rentan memperparah masalah kualitas data jika tidak dilakukan validasi manual.
- Sulit mengisolasi dampak satu kali (one-off) tanpa alat statistik lanjutan .
Kapan digunakan?
Untuk proyeksi bulanan penjualan ritel, arus kas operasional, atau permintaan layanan berbasis pola historis .
Rumus Moving Average (3 periode):

Contoh perhitungan:
Penjualan (dalam juta rupiah): Mei = 120, Juni = 135, Juli = 140

6. Statistical Methods
Menggunakan teknik statistik seperti regresi linier, moving average, atau exponential smoothing.
Kelebihan:
- Sangat akurat dalam jangka pendek jika data historis stabil dan berkualitas tinggi.
- Sekali model dibangun, pembaruan bisa dilakukan sangat cepat.
- Bisa diimplementasikan di Excel atau tools BI standar .
Kekurangan:
- Membutuhkan lingkungan bisnis yang relatif stabil.
- Kurang andal untuk proyeksi jangka panjang karena tidak mempertimbangkan perubahan strategi.
- Sangat sensitif terhadap kesalahan data, terutama di periode terbaru .
Kapan digunakan?
Untuk proyeksi biaya produksi, permintaan bahan baku, atau pendapatan dari saluran distribusi yang memiliki pola konsisten .
Rumus Regresi Linier Sederhana:

Contoh perhitungan:
Data historis:
- Pelanggan (X): 1.000 → Pendapatan (Y): Rp500 juta
- Pelanggan (X): 1.200 → Pendapatan (Y): Rp600 juta
Dengan kalkulasi sederhana:

7. Machine Learning
Model prediktif otomatis seperti random forests, neural networks, atau ARIMA yang belajar dari data historis besar.
Kelebihan:
- Bisa jauh lebih akurat daripada metode tradisional jika data tersedia dalam volume dan kualitas tinggi.
- Mampu mengidentifikasi pola kompleks yang tidak terdeteksi manusia atau statistik sederhana.
- Mendukung backtesting: membandingkan prediksi model dengan hasil aktual untuk menguji akurasi .
Kekurangan:
- Bersifat black box: sulit menjelaskan logika di balik suatu prediksi.
- Membutuhkan keahlian teknis (data scientist) atau solusi siap pakai yang telah divalidasi.
- Rentan overfitting jika pelatihan model tidak dilakukan dengan benar .
Kapan digunakan?
Saat perusahaan memiliki data transaksi harian/mingguan dalam jumlah besar (e-commerce, fintech, SaaS), dan ingin menggabungkan output ML dengan driver-based forecasting untuk validasi silang .
Rumus (Ilustrasi Proses Backtesting):

Contoh perhitungan:
Model memprediksi penjualan mingguan selama 4 minggu:
- Prediksi: 120, 130, 125, 140 (dalam juta)
- Aktual: 118, 132, 120, 142

Mengapa AI Menjadi Game Changer dalam Forecasting Keuangan?
AI bukan sekadar tren tetapi menjadi komponen esensial dalam transformasi proses perencanaan keuangan. Dengan memanfaatkan machine learning:
- Proses backtesting bisa dilakukan secara otomatis.
- Pola tersembunyi dalam perilaku pelanggan atau siklus pasar dapat terdeteksi lebih awal.
- Integrasi antara data operasional dan proyeksi keuangan menjadi lebih bebas dari kendala.
Namun, AI bukan pengganti manusia tetapi menjadi alat paling efektif ketika dikombinasikan dengan driver-based forecasting dan penilaian ahli—memberikan keseimbangan antara data dan konteks bisnis .
Bagaimana Matasigma Membantu Transformasi Perencanaan Keuangan
Di tengah kompleksitas manajemen keuangan modern, perusahaan membutuhkan partner yang tidak hanya memahami angka, tetapi juga strategi bisnis. Matasigma hadir sebagai solusi konsultasi keuangan yang menggabungkan pendekatan driver-based forecasting, pemanfaatan data, dan integrasi teknologi untuk membantu organisasi membuat keputusan yang lebih cerdas.
Dengan dukungan Matasigma, Anda bisa:
- Membangun sistem forecasting yang kolaboratif dan transparan.
- Mengidentifikasi key business drivers yang benar-benar menggerakkan pertumbuhan.
- Melakukan zero-based budgeting tanpa mengganggu operasional.
- Mengevaluasi potensi penerapan AI dalam perencanaan keuangan perusahaan Anda.
Jangan biarkan metode forecasting lama menghambat akurasi dan kepercayaan terhadap laporan keuangan Anda. Jadwalkan konsultasi gratis hari ini dengan tim Matasigma dan temukan cara untuk membangun sistem perencanaan keuangan yang lebih akurat, adaptif, dan berorientasi pada pertumbuhan.
FAQ
1. Apa metode forecasting terbaik untuk UMKM di Indonesia?
Untuk UMKM, driver-based forecasting dan percentage adjustments paling cocok. Gunakan pendekatan inkremental untuk biaya rutin, dan fokus pada 3–5 driver utama seperti jumlah pelanggan, harga rata-rata, dan frekuensi pembelian.
2. Bisakah AI digunakan tanpa tim data scientist?
Bisa. Banyak platform SaaS menawarkan fitur forecasting berbasis AI yang user-friendly, seperti Oracle Adaptive Intelligence atau tools integrasi dengan Excel/Google Sheets. Namun, tetap perlu validasi berkala.
3. Bagaimana memulai zero-based budgeting tanpa mengganggu operasional?
Mulai dari satu departemen atau pos anggaran (misalnya pemasaran). Lakukan evaluasi bertahap, libatkan stakeholder, dan gunakan hasil sebagai pilot project sebelum diterapkan secara menyeluruh.
4. Kapan time series analysis tidak direkomendasikan?
Jika bisnis mengalami perubahan besar (rebranding, perubahan model bisnis, pandemi), data historis tidak lagi relevan. Dalam kasus ini, gabungkan dengan expert judgment.
5. Apakah semua perusahaan butuh machine learning untuk forecasting?
Tidak. ML paling bermanfaat untuk perusahaan dengan data besar dan transaksi berulang (e-commerce, fintech, SaaS). Untuk bisnis kecil-menengah, kombinasi driver-based forecasting dan statistik sederhana sudah cukup akurat.