Perekonomian Indonesia Bangkit: Saatnya Merger dan Akuisisi Jadi Andalan

Perekonomian Indonesia menunjukkan kuatnya pertumbuhan 5,1% pada kuartal pertama 2023. Aktivitas Merger dan Akuisisi diprediksi meningkat signifikan pada 2024, dengan sektor utama teknologi, keuangan, dan energi terbarukan. Grant Thornton mendukung dengan memperkuat tim ahli mereka.

Perekonomian Indonesia Bangkit: Saatnya Merger dan Akuisisi Jadi Andalan
Photo by Smartworks Coworking / Unsplash

Pertumbuhan ekonomi Indonesia kembali mencuri perhatian di tengah tantangan ekonomi global yang stagnan dan gejolak pasar keuangan. Menteri Keuangan Sri Mulyani menyebutkan bahwa pada kuartal pertama, Indonesia berhasil mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,1% (Year on Year/YoY)

Ekonomi Meningkat Bersama Kualitas

Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang solid ini juga dibarengi oleh peningkatan kualitas, terbukti dengan penciptaan lapangan kerja yang signifikan. Angka pengangguran terbuka berhasil turun ke level di bawah masa prapandemi, menandakan kebangkitan ekonomi yang inklusif dan menyeluruh.

Dalam sektor konsumsi, pengeluaran rumah tangga dan Lembaga Non-Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT) masing-masing mencatatkan pertumbuhan sebesar 4,9% dan 24,3% (YoY). Tidak hanya itu, pengeluaran konsumsi pemerintah (PKP) tumbuh sebesar 19,9% (YoY) berkat program sosial dan kinerja belanja pegawai yang optimal.

Pembangunan Infrastruktur dan Hilirisasi Sumber Daya Alam

Investasi juga mengalami peningkatan dengan Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMB) tumbuh 3,8% (YoY), didorong oleh belanja modal pemerintah yang difokuskan pada pembangunan infrastruktur dan hilirisasi sumber daya alam. Namun, perlambatan ekonomi global mempengaruhi pertumbuhan ekspor dan impor: ekspor riil hanya tumbuh 0,5% (YoY) dan impor riil tumbuh 1,8% (YoY).

Momentum Merger dan Akuisisi (M&A)

Ditengah pertumbuhan ekonomi yang kuat, aktivitas Merger dan Akuisisi (M&A) diperkirakan akan meningkat signifikan pada tahun 2024. Hal ini didorong oleh proyeksi ekonomi global yang membaik dan normalisasi suku bunga. Sektor yang diprediksi akan mengalami lonjakan M&A antara lain teknologi dan telekomunikasi, keuangan, energi terbarukan, kesehatan, serta bioteknologi.

Di Indonesia, tren M&A terus menunjukkan peningkatan yang mencerminkan adaptasi industri terhadap perubahan yang cepat dan dinamis. Sejalan dengan tren ini, Grant Thornton Indonesia juga memperkuat timnya dengan bergabungnya David Liputra Herlambang sebagai Advisory Partner.

David menyatakan bahwa strategi M&A adalah alternatif solusi yang dapat meningkatkan nilai perusahaan di tengah dinamika bisnis yang semakin cepat dan menantang. Menurutnya, situasi saat ini memberikan kesempatan unik untuk mengakuisisi aset dengan harga yang lebih menguntungkan. Investor yang mampu menavigasi kondisi ini dan mengidentifikasi aset berharga akan berada dalam posisi yang baik untuk mendapatkan keuntungan di masa depan.

Sebagai Advisory Partner di Grant Thornton Indonesia, David Liputra Herlambang akan fokus menangani proyek-proyek M&A. Dengan pengalaman luas di industri dan wawasan mendalam tentang pasar Indonesia, David berkomitmen untuk membantu klien mencapai tujuan strategis mereka.