Stop Buang Uang! Strategi Marketing B2B di Tengah Ketidakpastian Ekonomi 2025
Kunci sukses marketing B2B di 2025? Data, analitik, dan aksi! Temukan strategi jitu untuk memaksimalkan ROI di tengah ketidakpastian.
Tahun 2025-2026 bakal jadi momen penentuan buat tim go-to-market (GTM), khususnya yang ngerasa tugasnya adalah meningkatkan efektivitas dan efisiensi penjualan. Intinya, kalau kamu nggak tahu apa yang kamu lakuin, siap-siap deh kena batunya! Apalagi di tahun 2025, di mana prediksi ekonomi Indonesia dan global memainkan peran penting dalam strategi bisnis.
Kenapa? Sederhana saja: banyak petinggi perusahaan (C-suite) yang masih bingung kenapa ngeluarin duit banyak banget buat marketing . Ditambah lagi, di era AI ini, mereka juga lagi mikir ulang, sepadan nggak sih biaya tim sales segitu banyaknya? Ketidakpastian ekonomi global dan proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kisaran 4,9% - 5,7% (sumber: OECD, BI, Apindo) membuat mereka semakin teliti dalam mengalokasikan anggaran.
Kegelisahan Para Petinggi
Ada beberapa hal penting yang bikin para petinggi ini makin gelisah:
- Risiko: Di tahun 2025, risiko jadi momok utama banyak bisnis. Ancaman yang nggak terduga makin banyak, dan ini bikin pusing. Apalagi kalau sampai kejadian yang bener-bener nggak disangka-sangka, bisa berabe! Kondisi ekonomi global yang fluktuatif, seperti potensi resesi di beberapa negara maju, dapat memperburuk situasi ini.
- Dana Terbatas: Duit perusahaan kan nggak tak terbatas. Para petinggi mau tahu, kalau mereka investasi di tim marketing , apa untungnya? Gimana dampaknya ke GTM? Nah, kalau pertanyaan-pertanyaan ini nggak bisa dijawab, makin panik deh mereka. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang diprediksi stabil, persaingan bisnis akan semakin ketat, sehingga efisiensi anggaran pemasaran menjadi krusial.
- Pemasar B2B Belum Bisa "Jual" Kontribusinya: Jujur aja, kita sebagai marketer seringkali nggak bisa nunjukin secara jelas gimana kontribusi kita ke performa bisnis. Kita mungkin ngerasa udah ngerti, tapi apa iya? Ini karena kita jarang banget investasi untuk benar-benar mengukurnya. Padahal, di tengah kondisi ekonomi yang dinamis, pemasar harus bisa membuktikan ROI (Return on Investment) dari setiap aktivitas pemasaran.
- Analisis Marketing yang Kurang Meyakinkan: Petinggi perusahaan udah nggak percaya lagi sama "analisa marketing " yang biasa kita kasih. Mereka maunya analisa yang lebih canggih, yang bisa nunjukin hubungan sebab-akibat secara jelas, kayak yang dipake buat ngeliat perubahan iklim gitu. Dan mereka maunya analisa ini dipegang sama pihak independen, bukan tim marketing atau sales . Data dan analitik yang akurat menjadi semakin penting untuk mengukur dampak ekonomi global terhadap pasar Indonesia dan menyesuaikan strategi pemasaran.
Jadi, Gimana Dong?
- Ketajaman Bisnis: Kamu harus bisa nunjukin kalau kamu nggak cuma jago marketing , tapi juga ngerti bisnis. Kamu harus bisa memprediksi dan memberikan return yang lebih tinggi daripada divisi lain di perusahaan. Misalnya, kalau tim keuangan bisa dapet return 4,5% tanpa ngapa-ngapain, kamu harus bisa ngasih lebih dari itu! Pahami tren ekonomi global dan dampaknya terhadap bisnis di Indonesia untuk menyusun strategi pemasaran yang tepat sasaran.
- Anggaran Berbasis Kinerja: Lupakan anggaran "asal ada". Sekarang, petinggi perusahaan maunya liat rencana anggaran yang detail, lengkap dengan prediksi performa dan return dalam jangka pendek, menengah, dan panjang. Kalau kamu nggak bisa jawab pertanyaan-pertanyaan ini, siap-siap aja anggaranmu dipotong! Mungkin cuma dikasih 50% dari yang diajuin, karena dianggap cuma tim operasional, bukan tim yang bisa menghasilkan nilai tambah. Perencanaan anggaran yang cermat dan terukur sangat penting, terutama mengingat kondisi ekonomi yang tidak pasti.
- Semua Harus Menghasilkan Uang: Ingat, semua aktivitas marketing harus bisa diukur dalam bentuk uang. Nggak bisa cuma bilang "aktivitas ini meningkatkan brand awareness ". Awareness doang nggak cukup, harus bisa dikonversi jadi duit! Di tahun 2025, fokus pada revenue generation menjadi lebih penting dari sebelumnya.
Analisa Kausal: Solusi Jitu
Untungnya, ada solusi jitu untuk menjawab semua pertanyaan petinggi perusahaan: analisa kausal . Analisa ini bisa menunjukkan kontribusi setiap faktor terhadap hasil akhir, termasuk pengaruh waktu dan faktor eksternal. Berbeda dengan analisa marketing tradisional yang seringkali hanya melihat korelasi, analisa kausal menggali lebih dalam untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat yang sebenarnya.
Beberapa alat yang dapat digunakan untuk analisa kausal antara lain:
- Mixpanel: Platform analitik produk yang mumpuni untuk melacak perilaku pengguna dan mengukur dampak berbagai kampanye marketing.
- Google Analytics 4 (GA4): Dengan fitur analisis prediktif dan kemampuan integrasi data yang lebih baik, GA4 dapat membantu mengidentifikasi faktor-faktor pendorong konversi.
- HubSpot: Platform CRM dan marketing automation yang menyediakan fitur analitik untuk mengukur efektivitas kampanye dan ROI.
- Attribution Modeling Software (seperti Ruler Analytics atau Bizible): Alat-alat ini dirancang khusus untuk attribution modeling , yaitu proses mengidentifikasi kontribusi setiap touchpoint dalam customer journey .
Contoh Kasus:
Sebuah perusahaan SaaS B2B di Indonesia ingin meningkatkan penjualan software CRM mereka. Mereka menggunakan analisa kausal untuk mengukur efektivitas berbagai kanal marketing, seperti iklan online, content marketing, dan email marketing. Hasilnya, mereka menemukan bahwa webinar yang mereka selenggarakan berkontribusi signifikan terhadap peningkatan lead berkualitas dan penjualan. Dengan mengalokasikan lebih banyak sumber daya ke webinar, mereka berhasil meningkatkan penjualan sebesar 40% dalam waktu 6 bulan. Misalnya, sales menutup penjualan sebesar Rp800 juta, dan analisa kausal menunjukkan bahwa marketing (lewat webinar dan nurturing leads ) berkontribusi sebesar Rp640 juta dari total penjualan tersebut. Artinya, marketing membantu sales mencapai 80% dari target penjualan mereka. Biaya marketing untuk mencapai hasil ini hanya sekitar Rp160 juta-Rp200 juta, atau 20-25% dari biaya yang dibutuhkan sales jika bekerja sendiri (diasumsikan biaya sales jika bekerja sendiri, tanpa leads dari marketing adalah Rp800 juta).
Efek Pengganda Marketing
Nggak cuma itu, marketing juga punya efek pengganda di bagian lain perusahaan, seperti rekrutmen (dengan membangun employer branding ), investor relations (dengan meningkatkan kepercayaan investor), procurement (dengan memperkuat citra perusahaan di mata vendor), dan lainnya. Intinya, marketing yang bagus, didukung oleh analisa kausal yang kuat, bisa bikin perusahaan lebih sukses secara keseluruhan dan lebih mudah mencapai berbagai tujuan bisnis, tidak hanya penjualan. Investasi di marketing bukan sekadar biaya, tetapi investasi untuk pertumbuhan bisnis yang berkelanjutan.
Penutup
Awal tahun 2025 mungkin bakal berat buat tim GTM B2B. Tapi, kalau kita bisa jawab pertanyaan-pertanyaan petinggi perusahaan tentang kontribusi marketing , kita bisa dapet posisi yang lebih kuat di akhir 2026. Kuncinya, kita harus berani dan mampu melakukan hal yang jarang dilakukan marketer B2B: membuktikan nilai kita dengan data dan angka .
Di sinilah Matasigma hadir untuk membantu. Dengan layanan berbasis AI dan analisa kausal yang canggih, Matasigma dapat membantu pemasar B2B di tahun 2025 untuk:
- Mengukur ROI secara Akurat: Matasigma dapat melacak dan menganalisis setiap tahapan customer journey untuk mengidentifikasi kontribusi marketing terhadap penjualan.
- Mengoptimalkan Anggaran Marketing: Dengan data yang akurat, Matasigma dapat membantu mengalokasikan anggaran marketing secara efektif dan efisien.
- Memprediksi Tren Pasar: Matasigma dapat menganalisis data pasar dan perilaku konsumen untuk memprediksi tren dan peluang di masa depan.
- Meningkatkan Efektivitas dan Efisiensi Tim Sales: Matasigma dapat menyediakan lead berkualitas dan insight berharga untuk membantu tim sales menutup lebih banyak penjualan.
- Membangun Brand Awareness dan Brand Loyalty : Matasigma dapat membantu menciptakan dan mendistribusikan konten yang relevan dan menarik untuk target audiens.
Yuk, kita buktikan kalau marketing bukan cuma biaya, tapi investasi yang menguntungkan! Dengan memanfaatkan teknologi dan data, serta bantuan dari Matasigma, pemasar B2B dapat menghadapi tantangan di tahun 2025 dengan percaya diri dan meraih kesuksesan yang lebih besar.